Jumat, 16 November 2012

Hujan

Teduh juga ya ketika kita ngeliat hujan gitu, tepatnya gerimis dan rintikannya. Entah kenapa ini serius, gue kalau ngeliat hujan itu rasanya pengen masuk kedalam dunia gemericiknya. Hujan juga mengingatkan kita betapa pentingnya memahami hidup dengan kenyataan yang pahit ini dengan cara pelan-pelan seperti rintikanya. Belum tau jugakan ketika hujan itu turun pasti suasannya mendung, dingin, seakan magic gitu. Itu yang aku rasain, ketika hujan juga mengingatkan kita pada sebuah kenangan yang menyita otakku membuatku harus mengingat dengan pelan sampai rasanya pahit. Iya, pahit karena yang kuingat tentang dia, dimana aku harus mengakui kami suka hujan. Terkadang juga hujan banyak menyimpulkan kenangan indah dimana kita tau juga hujan sangat membuat kita resah, iya resah ketika bencana tapi sekali lagi hujan banyak menyimpan sejuta magic. Hari ini tepatnya semarang hujan dan itu mengisahkan sebuah cerita dimana aku harus yakin dan percaya rintikannnya hujan membuatkku mengingat semuanya. Hari ini sepi tanpamu, ternyata lamunanku tererhanyut akan gerimisnya hujan. Hujan selalu menguatkanku ketika aku tak kuasa menahan air mata ketika mengingatmu. Iya aku menderita karena betapa bodohnya menjadi secret admirer yang tak sabaran. Akankah aku layak? Hari ini aku masih menunggu menunggu juga kehadiranmu yang engggan muncul. Aku mencoba untuk terus memaknai arti hujan ketika aku percaya hujan menyimpulkanku tentang bahwa aku sudah tidak bersama kamu lagi :". Dan saat mata batinku kupejamkan mataku memulai untuk binasa kusimpulkan lagi bahwa Tuhan mempunyai jalan terindah lebih dari ini. Dan aku yakin tak semestisnya aku berharap terlalu lebih dengan kepastian yang menggang itu. Telaah aku berfikir juga bahwa aku yakin akan indah pada waktunya. Dan tentang hujan aku lebih suka gerimis dimana juga gerimis akan selalu membekaskan kering dan basah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar